LAPORAN PENDAHULUANGANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMANA. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman1. Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyamanPotter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalahsuatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitukebutuhan akan ketentraman suatu kepuasan yang meningkatkanpenampilan sehari-hari. Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individumengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadapsuatu adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhankebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas darikecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untukpemenuhan kebutuhan tersebut Asmadi, 2008.Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalamisensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsanganyang berbahaya Carpenito, 20062. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyamanPada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menujukebatang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasisebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis padasistem saraf otonom menghasilkan respon Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanana. EmosiKecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhikeamanan dan kenyamanan1
Aturposisi pasien dengan nyaman, dan menekuk. Persiapan Lingkungan : Pastikan lingkungan terasa nyaman. gunakan lampu yang redup atau matikan jika perlu. Pelaksanaan Tindakan. Dalam mengikat pasien, jangan terlalu erat atau terlalu longgar : Setelah menyiapkan restrain, pastikan kembali apakah cukup lembut dan aman buat pasien
khemo sensitif Rangsangan zat kimia berupa bradikinin, serotinin, ionkalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim Penghantaran Impuls delta A menusuk dan tajam Pada kulit dan otot bermielin halus,garistengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.
LihatJuga. Asuhan keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan mobilitas fisik pada pasien fraktur tibia di RS Bhayangkara Makassar oleh: Hasnah, et al. Terbitan: (2019) ; Asuhan keperawatan dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman pada pasien gastritis di RS Bhayangkara Makassar oleh: Sri Wahyuni, et al. Terbitan: (2019)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari sering kita menjumpai ganguan rasa aman dan nyaman pada orang-orang yang mengalami sakit, cidera dan lain-lain. nyeri adalah salah satu ganguan rasa aman dan nyaman, salah satu yang sering kita jumpai pada manusia. Ganguan rasa aman nyaman yaitu nyeri, nyeri merupakan sauatu keadaan sensori dimana tubuh mengalami suatu syok atau injuri yang menyebabkan pusat rangsangan rasa sakit pada hipotalamus menjadi aktif kemudian orang tersebut mengalami rasa sakit yang tergantung lokasi, luas dan tingkat nyeri tersebut. Saat ini, ganguan rasa aman nyaman atau yang biasa disebut nyeri merupakan gangguan akibat insiden yang angka kejadiannya prevalensinya terus di temukan di rumah sakit. Risiko kematian akibat nyeri berkisar antara 510% pertahun pada kasus nyeri ringan, yang akan meningkat menjadi 30-40% pada nyeri berat. Selain itu, nyeri merupakan yang paling sering memerlukan perawatan ulang dirumah sakit readmission, meskipun pengobatan rawat jalan telah diberikan secara optimal. Gangguan rasa aman dan nyaman ini merupakan masalah kesehatan utama yang dialami masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, tubuh manusia sangat rentan terhadap suatu injuri. Pada zaman modern ini Angka gangguan rasa aman nyaman atau nyeri semakin meningkat. Baik di Negara maju maupun berkembang. Hal ini sangat membahayakan bagi kehidupan seseorang, sehingga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut harus segera mendapat perawatan medis di rumah sakit. 1 Untuk mrmberikan perawatan medis yang tepat dan efektif, khususnya bagi tenaga keperawatan, harus memahami konsep asuhan keperawatan pada ganguan rasa aman dan nyaman Apalagi dalam keadaan kedaruratan yang membutuhkan keahlian dalam memberikan pertolongan pada pasien. B. RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan maslah dari makalah ini adalah sebagai berikut 1. Apa definisi dari nyeri? 2. Apa saja etiologi dari nyeri? 3. Di bagi menjadi berapakah klasifikasi nyeri? 4. Bagaimana patofisiologi dari nyeri? 5. Apa manifestasi klinis dari nyeri? 6. Apa saja komplikasi dari nyeri 7. Apa saja pemeriksaan penunjang dan yang dapat di lakukan pada nyeri? 8. Bagaimana penatalaksanaan dari nyeri? C. TUJUAN 1. Tujuan umum Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan keperawatan dengan pasien gangguan rasa aman dan nyaman nyeri 2. Tujuan khusus a Memahami definisi dari nyeri b Mengetahui etiologi nyeri c Memahami klasifikasi nyeri d Memahami patofisiologi dari nyeri e Mengetahui manifestasi klinis. f Mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada g h i nyeri Mengetahui penatalaksanaan dari nyeri. Mengetahui komplikasi dari nyeri Menguasai konsep asuhan keperawatan pada nyeri D. MANFAAT 1. Bgi rumah sakit 2 Memberi tambahan refrensi bagi mahasiswa, tenaga medis atau petugas kesehatan untuk memberikan informasi tentang kebutuhan rasa aman dan nyaman nyeri bila ada yang embutuhkan informasi. 2. Bagi institusi Mengembangkan ilmu keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia dan menambah literature tentang kebutuhan rasa aman dan nyaman. 3. Bagi penulis Menambah pengetahuan dan wawasan tentang asuhan keperawatan kebutuhan rasa aman dan Nyman nyari yang dapat di jadikan tambahan refrensi untuk persiapan memasuki dunia kerja di bidang keperawatan 3 BAB II KONSEP DASAR NYERI A. Definisi nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang di dapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual dan potensial. Atau menggambarkan kondisi terjadinya pernapasan, menurut Internasional Association For Study Of Paint IAPS nyeri didefinisikan ilangksebagai keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya di ketahui bila seseorang pernah mengalami Tansuri 2007 Arthur C. Curton 1983 nyeri merupakan suatu keadaan mekanisme mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang di rusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri. B. Klasifikasi nyeri Nyeri dapat di bedakan berdasarkan jenis dan bentuknya 1. Jenis nyeri a. Nyeri perifer 1 Nyeri superficial adalah rasa nyeri muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa 2 Nyeri viseral adalah rasa nyeri timbul akibat rangsangan pada reseptor nyeri di rongga abdomen, cranium, dan torak. 3 Nyeri alih adalah rasa nyeri di rasakan di daerah lain yang jauh dari jaringan penyebab nyeri b. Nyeri sentral Nyeri sentral adalah nyeri yang muncul akibat ransangan pada medulla spinalis, batang otak dan thalamus. c. Nyeri psikogenik Nyeri psikogenik adalah nyeri yang penyebab fisiknya tidak di ketahui. Umumnya nyeri ini di sebabkan oleh factor psikologis. Selain jenis-jenis nyeri yang telah di sebutkan sebelumnya, terdapat beberapa jenis nyeri yang lain. Contohnya sebagai berikut a. Nyeri somatik nyeri yang berasal dari tendon, tulang, saraf, dan pembuluh darah. b. Nyeli menjalar nyeri yang terasa di bagian tubuh yang lain, umumnya di sebabkan oleh kerusakan atau cidera pada organ visceral. 4 c. Nyeri neorologis bentuk nyeri tajam yang di sebabkan oleh spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf. d. Nyeri phantom nyeri yang di rasakan pada bagian tubuh yang hilang, misalnya pada bagian kaki yang sebenarnya sudah diamputasi. 2. Bentuk nyeri a. Nyeri akut Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, umumnya nyeri ini tidak lebih dari enam bulan. b. Nyeri kronis Merupakan nyeri yang berlangsung berkepanjangan, berulang atau menetap selama lebih dari enam bulan. C. Etiologi Factor-faktor yang mempengaruhi nyeri, yaitu 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Budaya 4. kulture 5. makna nyeri 6. ansietas D. Patofisiologi Secara ringkas, stimulasi nyeri di tranmisikan medulla spinalis, selanjutnya serabut mentranmisikan nyeri ke seluruh bagian otak, Termasuk area limbik. Area ini mengandung sel-sel yang bisa mengontrol emosi khusunya ansietas. Area limbic yang akan berperan dalam memproses reaksi emosi terhadap nyeri. Setelah tranmisi saraf berakhir di pusat otak, maka individu akan mempersepsikan nyeri. Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zatzat kimia seperti briakinin, serotonin, dan enzim preteotik. Kemudian zat-zat tersebut meransang dan merusak ujung syaraf reseptor nyeri yang ransangannya tersebut akan di hantarkan ke hipotalamus melalui syaraf asendon. Sedangkan di korteks nyeri akan di persiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain di hantarkan ke hipotalamus nyeri dapat menurunkan stimulus terhadap reseptor mekanis sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri wahit chayatin, n. Mubarak. 2007 E. Pathway Stimulus nyeri 5 Medulla Memiliki serabut-serabut untuk Seluruh bagian otak termasuk area Memiliki sel-sel pengontrol Berperan aktif memproses reaksi Se telah semua proses berakhir Persepsi nyeri F. Manifestasi klinis 1. Respon simpatik a. Peningkatan tekan darah b. Peningkatan suhu c. Peningkatan respirasi 2. Respon muscular a. Gelisah b. Meraba c. Membatasi respirasi 3. Respon emosional a. Perubahan prilaku b. Merintih dan menangis c. Ekspresi wajah G. Pengukuran intensitas nyeri Intensitas nyeri dapat di ukur dengan beberapa cara, antara lain dengan 1 menggunakan skala menurut hyward, sebaga berikut = tidak nyeri 1-3 = nyeri ringan 4-6 = nyeri sedang 6 7-9 = sangat nyeri, tapi masih dapat di kendalikan dengan aktivitas yang bisa di lakukan 10 = sangat nyeri dan tidak bisa di kendalikan H. Komplikasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Edema pulmonal Hipopolemik Kejang Hipertermi Masalah mobilisasi Hipertensi I. Pemeriksaan diagnostic dan pemeriksaan penunjang 1. 2. 3. 4. Pemeriksaan USG Rontgen Ct-scan cidera kepala Pemeriksaan laboratorium J. Penatalaksanaan 1. Farmakologi a. Analgetik opiat morfin, kodein b. Non opiate aspirin, ibubprofen c. Analgetik adjuvans d. Anastesi local dan regional e. Analgesic epidural 2. Non-farmakologi Terdiri dari penatalaksaan secara fisik dan kognitif-prilaku a. Intervensi fisik 1 Stimulasi kutanius masase, kompres panas dingin, akupresur, conteriritan, contralateral 2 Imobilisasi 3 distraksi 4 Stimulasi saraf elektrik transkuteus SSET b. Kognitif-prilaku 1 Hypnotis 2 Imajinasi terbimbing 7 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Tindakan perawat yang perlu dilakuan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut adalah 1. Mengkaji perasaan pasien respon psikologis yang muncul. 2. Menetapkan respon fisiologis pasien terhadap nyeri dan lokasi nyeri. 3. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri. Untuk pasien yang mengalami nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah dengan memfokouskan pengkajian pada dimensi perilaku, afektif, kognitif. Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat dalam memulai mengkaj respon nyeri yang dialami pasien, diantaranya 1. Penentuan ada tidaknay nyeri Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau nyeri yang dilaporkan oleh pasien adalah nyata. 2. Karakterisktik nyeri Faktor Pencetus P Provocate Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal inin perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan menanyakan perasaan apa yang mencetuskan nyeri. - Kualitas Q quality Sering kali pasien mengungkapkan nyeri dengan kalimat0kalimat tjam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah seperti tertindih, perih, tertusuk, dan lain-lain dimana tiap pasien mungkin berbeda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan. 8 - Lokasi region Mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta pasien menunjukkan semu bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh pasien. - Keparahan S serve Tingkat keparahan pasien tentang nyeir merupakan karakteristik yang palin pengkajian ini pasien diminta untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan sebagai nyeri ringan, sedang atau berat. Skala deskriptif Verbal VDS merupakan salah satu alat ukur tingkat keparahan yang lebih bersifat objetif. Skala inimerupakn sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskrispsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis. Skala Numerik NRS digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini pasien menilai eyeri dengan skal 0 sampai 10. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi terapeutik. Skala Analog Visual VAS merupakan garis lurus yang mewakili alat pendeskripsi kebebasan penuh pada pasien untuk mengidentifikasi tingkat keparahan nyeri yang ia rasakan. VAS merupakn pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka. - Durasi Time Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. - Faktor yang memperberat/memperingan Perlu mengkaji faktor-faktor yang mempererat nyeri pasien untuk memberikan tindakan yang tepat untuk menghindari peningkatan respon nyeri pada pasien. 3. Respon perilaku 9 4. Respon afektif Respon afektif juga perlu diperhatikan missalnya cemas, depresi, dll. 5. Pengaruh nyeri terhadap kehidupan klien Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pasien dalam berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari, sehingga perawat juga mengetahui sejau mana dia membantu dalam program aktivitas pasien. 6. Persepsi klien tentang nyeri Perawat perlu mnegkaji persepsi pasien terhapada nyeri, bagaimana pasien menghubungkan antara neyri yang dialami dengan proses penyakti atau hal lain dalam diri atau lingkungan sekitarnya. 7. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri Perlu mnegkaji cara-cara yang biasa pasien gunakan untuk menurunkan nyeri agar dapat memasukkannya dalam rencana keperawatan. B. Diagnose keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan dengan cidera fisik 2. Nyeri kronis berhubungan dengan kerusakan jaringan 3. Nyeri berhubungan dengan cidera tindakan dan imobilisasi C. Intervensi diagnose keperawatan, NOC, NIC, dan rasional N DIANOSA O KEPERAWATAN 1 NOC NIC Nyeri akut berhubungan Setelah di lakukan tindakan dengan dengan cidera keperawatan selama 3 x24 fisik jam nyeri dapat berkurang catat laporan verbal, sampai hilang dengan criteria petunjuk non-verbal, dan hasil ï€ Nyeri berkurang hingga respon hemodinamik skala 1-3 ï€ Klien tampak rilek 10 Guidance ï€ Pantau karakteristik nyeri, Support ï€ Bantu melakukan teknik relaksasi Teaching ï€ Ajarkan nafas dalam dan imajinasi terbimbing Development environment ï€ Ciptakan lingkungan yang kondusif Collaboration ï€ Kolaborasi dengan dokter 2 untuk pemberian obat Guidance ï€ Pantau karakteristik nyeri, Nyeri kronis berhubungan keperawatan selama 3 x24 dengan kerusakan jam nyeri dapat berkurang jaringan sampai hilang dengan criteria catat laporan verbal, hasil ï€ Nyeri teratasi ï€ Nyeri berkurang hingga petunjuk non-verbal, dan skala 1-3 ï€ Klien tampak rilek respon hemodinamik Support ï€ Beri posisi semi fauler Teaching ï€ Ajarkan teknik relaksasi Development environment ï€ Ciptakan lingkungan yang kondusif Collaboration Kolaborasi dengan dokter 3 Nyeri berhubungan keperawatan selama 3 x24 dengan cidera tindakan jam nyeri dapat berkurang dan imobilisasi sampai hilang dengan criteria 11 untuk pemberian obat Guidance ï€ Pantau karakteristik nyeri, catat laporan verbal, hasil ï€ Nyeri teratasi ï€ Nyeri berkurang hingga skala 1-3 Klien tampak rilek petunjuk non-verbal, dan respon hemodinamik ï€ Yakinkan, bahwa kita mengetahui dan paham nyeri yang di rasa Support ï€ Lakukan tindakan distraksi dan mobilisasi ï€ Anjurkan klien mengurangi hal- hal yang dapat menimbulkan nyeri Teaching ï€ Ajarkan teknik imajinasi terbimbing Development environment ï€ Ciptakan lingkungan yang kondusif Collaboration ï€ Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat 12 D. Evaluasi Kaji tanda – tanda relaksasi dan penurunan skala nyeri pada klien 1. Penurunan ketegangan otot 2. Pernafasanklien dalam batas normal 3. Intensitas nyeri berkurang 4. Pasien mampu beraktivitas secara normal 13 BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN NYERI A. Pengkajian 1. Pengumpulan data a. Identitas umum pasien Nama Umur Jenis klamin Agama Suku Pendidikan Alamat An. A 12 tahun Prempuan Islam Melayu SD Jln. Dusun Cempaka Kel. Sui. Kunyit Pekerjaan Tgl masuk RS Tgl pengkajian Diagnosa medis Dalam Kec. Sui. Kunyit Pelajar 19-01-2015 19-01-2015 Trauma Tumpul Torak dan Abdomen b. Identitas penanggung jawab Nama Tn. A Jenis kelamin laki-laki Hubungan dengan pasien Ayah Pasien 2. Riwayat kesehatan a. Alasan masuk rumah sakit Pasien merupakan, pasien rujukan dari RSUD. Rubini dengan trauma torak dan trauma abdomen. Saat ini pasien mengeluhkan nyeri dada kanan dan nyeri perut karena jatuh dari motor lalu dada membentur setang motor. Pada saat jatuh pasie sempat sadar, pingsan, dan sadar kembali. b. Keluhan utama Pasien mengatakan sesak dan nyeri P nyeri bila bergerak dan di tekan Q seperti di tusuk-tusuk R dada dan perut S 4-6 T hilang timbul c. Keluhan saat di kaji ï€ Pasien mengatakan dada dan perutnya terasa nyeri 14 ï€ Pasien mengatakan kurang nafsu makan di karenakan mual dan muntah sudah dua kali muntah pada tanggal 19 Januari 2015 ï€ Pasien dan keluarga mengatakan bingung dan tidak mengetahui cara untuk mengatasi keluhan. d. Riwayat penyakit terdahulu Pasien mengatakan baru kali ini mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan masuk rumah sakit. e. riwayat kesehatan keluarga pasien mngatakan keluarganya dalam keadaan sehat tidak ada yang pernah menderita penyakit kronis lainnya. 3. Genogram Keterangan laki-laki prempuan pasien 4. Data biologis a. Pola nutrisi SMRS pasien makan 3x sehari porsi normal MRS pasien makan 2x sehari menggunakan NGT, pada hari pengkajian ke dua pasien dalam kondisi puasa. b. Pola minum SMRS pasien minum 6-7 gelas /hari 1-1,5 l MRS pasien minum 3-4 gelas /hari 0,3-0,5 l c. Pola eleminasi SMRS pasien BAB 1x sehari BAK 1-6 x sehari 15 MRS pasien jarang BAB karna jarang makan dan perutnya nyeri, hanya 1x dalam dua hari, BAK menggunakan Kateter dengan volume 400-500 ml/hari d. Pola istirahat tidur SMRS pasien tidur 7-8 jam /hari MRS pasien tidur hanya 4-5 jam /hari e. Pola aktivitas SMRS pasien melakukan aktivitas secara mandiri MRS pasien bedress belum bisa melakukan aktivitas mandiri f. Pola hygiene SMRS pasien mandi 3x sehari MRS pasie mandi 2 hari 1x dengan bantuan keluarga g. Pola spiritual Pasien beragama islam, namun pasien tidak melakuka ibadah karena sakit 5. Pemeriksaan fisik a. Kesadaran umum Kesadaran compos mentis TTV TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,5 C b. Berat badan SMRS 28 kg Kurang lebih 2 bulan yang lalu MRS 25 kg c. Kepala Inspeksi simetris, tidak ada luka, tidak ada terepanasi, tidak ada Palpasi d. Mata Inspeksi hidrosepalus, bentuk bulat tidak ada nyeri tekan dan juga benjolan konjungtiva anemis, mata simetris, sclera merah muda, reaksi pupil terhadap cahaya mengecil, tidak ada nistagmus Palpasi e. Telinga Inspeksi Palpasi f. Hidung Inspeksi dan strabismus terdapat nyeri tekan di klopak mata simetris, tidak ada serumen, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan tidak ada nyeri tekan dan pembengkakkan simetreris, tidak ada polip, tidak ada secret, penciuman baik. 16 Palpasi tidak ada nyeri tekan, dan pembengkakan g. Mulut Inspeksi simetris, tidak ada stomatitis, bibir kering, h. Leher Inspeksi tidak ada pembesaran kelenjar, vena jugularis tampak Palpasi arteri karotis teraba kuat i. Dada Jantung Inspeksi ictus cordis tidak Nampak Palpasi ictus cordis teraba Perkusi Aukultasi terdengan normal blub-dub Paru-paru Inspeksi tidak ada retraksi dinding dada Auskultasi pesikular Perkusi sonor j. Abdomen Inspeksi simetris Palpasi ; nyeri tekan bagia perut bawah dengan skala 6-7 Auskultasi bising usus 10x /m Perkusi timpani k. Genetalia Terpasang kateter, saluran kemih lancer l. Ekstermitas EAD 44444 44444 EBD EAS 55555 44444 EBS Keterangan Terpasang infis di tangan kiri RL 20 TPM 1 tidak mampu bergerak sama sekali 2 hanya mampu menggerakkan ujung ekstermitas 3 hanya mampu mengeser sedikit 4 mampu mengangkat tangan dengan bantuan, sesaat bantuan di lepas tangan jatuh 5 kekuatan tonus otot turun tp mampu malawan gaya gravitasi 6 kekuatan otot utuh mampu melawan gaya gravitasi 6. Data psikologis a. Status emosi Klien dapat mengendalikan emosi dengan baik b. Konsep diri 17 Konsep diri menurun di karenakan proses penyakit c. Gaya berkomonikasi Klien sulit di ajak komonikasi, data di dapat dari keluarga pasien d. Pola interaksi Interaksi keluarga dan pasien terhambat di karenkan proses penyakit 7. Terapi medic Hari pertama tgl 19-01-2015 ï€ RL 500ml 20 TPM ï€ Dextra ½ ampul ï€ Ranitidin 1 ampul ï€ Ceftriaxone 1 gr ï€ Katerolac 1 ampul Hari kedua tgl 20-01-2015 ï€ ï€ ï€ ï€ ï€ RL 500ml 20 TPM Tranfusi 2 kampil Ranitidin 1 ampul Ceftriaxone 1 gr Katerolac 1 ampul Hari ketiga tgl 21-01-2015 ï€ RL 500ml 20 TPM ï€ Ranitidin 1 ampul ï€ Ceftriaxone 1 gr ï€ Katerolac 1 ampul 8. Data penunjang Data laboratorium tanggal 19-01-2015 ï€ Hb 8,6 g/dl ï€ Ht 24,2% ï€ Leokosit 28,400 /ml ï€ Trombosit 209,00 /ml Foto rontgen tanggal 19-01-2015 ï€ Abdomen + kontras 18 B. Analisa Data N Data o 1 Etiologi maslah DS Klien mengatakan nyeri pada bagian dada hingga ke perut bagian atas P nyeri bila bergerak dan di tekan Q seperti di tusuk-tusuk R di bagian dada kanan 2 Benturan benda keras dan tumpul pada bagian objek Menyebabkan trauma tumpul thorak dan dan perut bagian atas S berat 7-9 T hilang timbul DO pasien tampak berwajah Vaskularisasi objek injuri topeng meringis ke Memar sakitan TTV TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,9 C DS - keluarga pasien abdomen nyeri dada dan abdomen Gangguan mengata-kan dalam nutrisi perjalanan menuju Trauma tumpul pada rumah sakit, pasien abdomen muntah 2 x - keluarga pasien Gangguan pada fungsi pencernaan mengata-kan pasien sempat tak sadarkan Peningkatan asam diri DO - pasie tampak lemah Pasien tampak lesu dan pucat, kesadaran compos mentis, dan lambung Anoreksia dan vomiting Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak nafsu makan 19 Daftar Masalah Keperawatan Tanggal masalah Diagnose keperawatan Ditemukan teratasi o C. 1 Nyeri berhubungan dengan 19-01-2015 paraf 21-01-2015 trauma tumpul torak dan 3 abdomen di dan tandai dengan DS klien keluarga mengatakan tidak DS Klien mengatakan nyeri paham akan proses pada bagian dada hingga ke pengobatan penyakit perut bagian atas P nyeri bila bergerak dan di DO klien dan keluarga tekan tampak bingungakan Q seperti di tusuk-tusuk R di proses bagianpenyembuhan dada kanan dan Tingkat pendidikan yang rendah Kurang pengetahua Tidak mengerti proses dan n pengobatan penyakitnya Kurang pengetahuan perut bagian atas serta pengobatan S berat 7-9 penyakitnya. T hilang timbul DO pasien tampak berwajah topeng meringis ke Diagnose keperawatan sakitan 2 TTV TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,9 C Perubahan nutrisi kurang dari Noc 19-01-2015 21-01-2015 19-01-2015 20-01-2015 kebutuhan tubuh berhubungan denag intake makanan berkurang di tandai dengan DS - keluarga pasien mengatakan dalam perjalanan menuju rumah sakit, pasien muntah 2 x - keluarga pasien mengatakan pasien sempat tak sadarkan diri DO - pasie tampak lemah Pasien tampak lesu dan pucat, kesadaran compos mentis, dan tidak nafsu 3 makan Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses pengobatan di tandai dengan DS klien dan keluarga mengatakan tidak paham 20 Nic D. Rencana Keperawatan No 1 Setelah di lakukan tindakan trauma tumpul torak dan abdomen keperawatan selam 3x24 di tandai dengan jam,nyeri teratasi dan pasien ï€ ï€ memperlihatkan ï€ pengendalian yang ï€ pasien Manajemen nyeri Kompres hangat Latihan nafas dalam Berikan pasien dibuktikan dengan skala lingkungan yang tenan DS Klien mengatakan nyeri pada bagian dada hingga ke perut bagian atas P nyeri bila bergerak dan di tekan Q seperti di tusuk-tusuk R di bagian dada kanan dan nyeri berkurang 3-4 dan pasien menjadi lebih rileks analgetik iintravena topeng meringis ke sakitan TTV TD 100/60mmHg N 88x/m RR 28x/m T 36,9 C Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan kebutuhan tubuh berhubungan keperawatan selama 3x24 denag intake makanan berkurang jam,kebutuhan nutrisi pasien di tandai dengan tercukupi dengan criteria DS - keluarga pasien mengatakan dalam perjalanan menuju rumah sakit, pasien muntah 2 x - keluarga pasien mengata- dan nyaman ï€ Berkolaborasi dengan doctor ï€ Pemberian obat perut bagian atas S berat 7-9 T hilang timbul DO pasien tampak berwajah 2 ï€ Kaji tingkat nyeri Nyeri berhubungan dengan hasil status gizi berupa asupan makanan dan cairan terpenuhi dan nafsu makan meningkat kan pasien sempat tak sadarkan diri DO - pasie tampak lemah Pasien tampak lesu dan pucat, kesadaran compos 21 ï€ Manajemen nutrisi ï€ Berikan pasien makan yang bergizi ï€ Anjurkan pasien makn walaupun sedikit ï€ Pemberian nutrisi parenteral mentis, dan tidak nafsu 3 makan Kurang pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan tindakan dengan kurangnya informasi keperawatan selama 3x24 mengenai proses pengobatan di jam pengetahuan pasien tandai dengan akan proses pengobatan bertambah dengan criteria DS klien dan keluarga hasil mengatakan tidak paham ï€ Klein dan keluarga dapat akan proses pengobatan mengerti dan paham penyakit akan proses pengobatan DO klien dan keluarga tampak bingungakan proses penyembuhan penyakit nya ï€ Guidance Kaji tingkat pengetahuan pasien ï€ Support Berikan penyuluhan kesehatan ï€ Teaching Anjurkan pasien menindak lanjuti intervensi ï€ Berikan lingkungan yang kondusif ï€ Collaboration Berkolaborasi dengan serta pengobatan penyakitnya penyuluh kesehatan E. Catatan Perkembangan dan Evaluasi N O N 1 O DX 1 Hari/tanggal/ja Implementasi m Sen 19-01 -2015 ï€ Mengkaji pola nyeri ï€ observasi TTV TD 100/60 mmHg N 88x/menit RR 22x/menit S 36x/menit ï€ Anjurkan pasien untuk latihan nafas dalam ï€ Anjurkan pasien untuk diberikan kompres hangat pada bagian dada han abdomen nya ï‚ R/ pasien mengikiuti semua instruksi 22 evalu S pasien mengatak nyeri di bagian perutnya O pasien menangis kesakitn,pasien A masalah belum P intervensi dilanj ï€ mengkaji tam ï€ mengkaji fac ï€ ï€ ï€ ï€ penyebab ny pembarian a Ranit 1 amp Keto 1ampl Cefri 1 amp 2 Sen 19-01-2015 ï‚ Hnyeri sedikit teratasi ï€ Kaji pola nutrisi pasien dan anjurkan untuk makan walaupun sedikit . ï€ Anjurkan pasein untuk minum air putih ï‚ R/pasien mengikiuti semua instruksi Hnutrisi pasien sedikit terpenuhi ï‚ 3 Sen 19-01-2015 ï€ Kaji tingkat pengetahuan pasien ï€ Anjurkan pasien untuk mendengarkan penyuluhan yang di berikandengan baik ï‚ R/ paseien mengikuti instruksi,dan pasien bertanya pada penyuluh 2 1 Sel 20-01-2015 ï€ Kaji sekala nyeri ï€ Menganjurkan px untuk mengatur posisi tidur sehingga nyeri dapat berkurang ï‚ R/ pasien mengatur posisi senyaman mungkin ï€ Menganjurkan pasien untuk latihan nafas dalam sebagai upaya manajemen nyeri ï‚ R/ pasien mengikuti intruksi dengan baik ï€ Menganjurkan pasien untuk kompres hangat pada bagian nyeri ï‚ R/ pasien dan keluarga melakukan intruksi 2 Sel 20-01-2015 ï€ Mengkaji pola nutrisi pasien 23 S pasien mengatak dan sulit untuk m mulut secara lang O pasien tampak p A masalah belu ter P intervensi di lanj ï€ Mengkaji po untuk menam ï€ Melakukan p NGT S pasien dan kelua mengata-kan tida O pasien dan kelua bingung A masalah belum t P intervensi di lanj ï€ Mengkaji pe dengan berta penyakitnya S pasien mengatak berkurang, dan n dan perut sudah b nyeri 2-3 O pasien lebih tena bisa memposisik posisi sim dan se A masalah teratasi P intervensi di lanj ï€ Manajemen n ï€ Pengaturan p ï€ Pengaturan n ï€ Pemberian k dingin ï€ Kolaborasi d pemberian m S pasien mengatak ï€ Menganjurkan pasien untuk makan sesuai porsi yang di siapkan ï‚ R/ pasien makan namun jarang dan tidak hibis ï€ Menganjurkan pasien untuk banyak mengkonsumsi air putih ï‚ R/ pasien mengikuti intruksi ï€ Menganjurkan pasien untuk banyak 3 Sel 20-01-2015 makan buah-buahan ï‚ R/ pasien tidak mau makan ï€ Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga mengenai proses penyakit dan proses penyembuhan ï€ Menganjurkan pasien dan juga keluarga untuj untuk melanjutkan pembelajaran lebih lanjut ï‚ R/ pasien dan keluarga mengikuti ï€ Menganjurkan pasien dan keluarga makan banyak di perutnya terkada O pasien masih tam kulit baik. TD. 10 A masalah belum t P intervensi di lanj ï€ Pemberian n ï€ Pemberian m tambahan ï€ Pemantauan S pasien dan keluar denga faktor pen penyakitnya O pasien dan kelua melakukan upaya komplikasi dan m A masalah teratasi P intervensi di hent untuk menyimak PENKES yang di berikan berkenaan dengan penyakit 3 1 Rab 21-01-2015 dan proses penyembuhan. ï‚ R/ Pasien mendengarkan ï€ Mengkaji skala nyeri dan pola istirahat pasien ï€ Mengkaji tanda-tanda vital pasien ï€ Menganjurkan pasien untuk duduk ï‚ R/ pasien mengikuti ï€ Menganjurkan pasien untuk melakukan aktivitas-aktivitas ringan ï‚ R/ pasien mengikuti 2 Rab 21-01-2015 ï€ Mengkaji motivasi klien untuk mengubah pola kebiasaan makan ï€ memantau nilai laboratorium khususnya transferin, albumin, dan 24 S pasien mengatak sangat berkurang dada dan abdome terasa O TTV pasien norm tanda-tanda nyer bisa duduk dan b A masalah teratasi P intervensi di hent S pasien mengatak makannya bertam mengatakan moti meningkat demi elektrolit ï€ mengkaji makanan kesukaan pasien ï€ mengajarkan pasien dan keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal ï€ memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan cara memenuhinya ï€ anjurkan pasien untuk makan dan minum yang bergizi, tinggi protein, dan kalori yang siap di konsumsi 25 O kadar albumin, t elektrolit dalam b pasien tampak le berat badan meni A masalah teratasi P intervensi di hent BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN An. A datang ke Rumah Sakit RSUD ABDUL AZIZ tanggal 19 Januari 2015 bersama keluarga, dengan keluhan dada dan perutnya terasa nyeri, kurang nafsu makan di karenakan mual dan muntah sudah dua kali muntah pada tanggal 19 Januari 2015, dan keluarga mengatakan bingung dan tidak mengetahui cara untuk mengatasi keluhan. An. A merupakan, pasien rujukan dari dari RSUD Rubini dengan trauma torak dan trauma abdomen yang di sebabkan jatuh saat berkendara menggunakan motor. Dari berbagai keluhan pasien di atas, dan di lakukan proses keperawatan selama proses penyembuhan dengan diagnosa keperawatan, Nyeri berhubungan dengan tarauma tumpul torak dan abdomen, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan berkurang, dan kurang pengetahuan behubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses pengobatan. Dan di lakukan tindakan keperawatan berdasarkan hasil analisa data dan pengkajian tingkat skala nyeri dengan memanajemen nyeri, memberikan kompres hangat, menganjurkan pasien untuk latihan napas dalam dan memberikan lingkungan yang kondusif serta berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi secara farmakologi. Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, di hari pertama, dua dan ketiga kebutuhan rasa aman dan nyaman pasien dapat terpenuhi dengan hasil nyeri sudah teratasi dan pasien sudah di perbolehkan pulang. B. SARAN Demikian makalah ini kami susun sebagaimana mestinya, semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi tim penyusun dan semua mahasiswa dan mahasiswi kesehatan pada umumnya. Saran kami, lebih banyak membaca untuk meningkatkan pengetahuan, serta lebih mendalam dalam melakukan pengkajian. 26 27 DAFTAR PUSTAKA Saputra, dr. Lyndon. 2013. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang Selatan Binarupa Aksara Carpento, Lynda Juall. 1995. Diagnosa Keperawatan. Jakarta EGC Hidayat, A. Aziz, Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar ManusiaAplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta Selemba Medika Mubarok, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta EGC Kozeir & Glenora Erb’s. 2002. Technique In Clinical Nursing, Edisi 5. Pearson Edu. 28 MENGETAHUI Pembimbing lapangan/CI pembimbing akademik Heny triany NZ. NIP197902042006042007 Mahasiswa/I 29
PENERAPANPERAWATAN KAKI PADA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN NYAMAN . Tersimpan di: Main Author: AINUN REZA HUTAMI, Format: Thesis NonPeerReviewed Book: Bahasa: eng: Terbitan: , 2018: Subjects: RT Nursing. Online Access:
0% found this document useful 2 votes6K views13 pagesOriginal TitleLp Kebutuhan Rasa Aman Dan NyamanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 2 votes6K views13 pagesLP Kebutuhan Rasa Aman Dan NyamanOriginal TitleLp Kebutuhan Rasa Aman Dan NyamanJump to Page You are on page 1of 13 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Suhu suhu extrim akan mempengaruhi kenyamanan dan keamanan b. Pengurangan bahaya fisik Bahaya fisik yang ada di komunitas dan tempat pelayanan keshatan akan menyebabkan klien berisiko mengalami cedera. Beberapa penyebab kematian: 1. Kecelakaan kendaraan bermotor 2. Kecelakaan akibat jatuh, lebih dari 40% lansia mengalami jatuh 3. Keracunan 4.
Uploaded byVera 0% found this document useful 0 votes92 views12 pagesDescriptionLp gangguan rasa aman dan nyamanOriginal TitleLp Gangguan Rasa Aman NyamanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes92 views12 pagesLP Gangguan Rasa Aman NyamanOriginal TitleLp Gangguan Rasa Aman NyamanUploaded byVera DescriptionLp gangguan rasa aman dan nyamanFull description
PatroliAntisipasi Gangguan Kamtibmas, Polsek Nglegok Dialogis Di Pertashop Penataran Home » BinKam » Berikan Rasa Aman Kepada Masyarakat, Polisi Hadir Di Pagi Hari. Polrestabes Surabaya terus berupaya untuk memberikan rasa aman dan pelayanan kepada masyarakat terutama warga yang akan melakukan aktivitasnya di pagi hari.
Gangguan rasa aman dan nyamanCourseAcademic year 2022/2023CommentsStudents also viewedInstrumen Penilaian HamkaniMekanisme Transportasi SedimenNeraca Radiasi PermukaanPencemaran Laut - Metodologi Analisis Parameter Kualitas Air, Plankton dan Substrat Dasar Perairan Sungai Dua Laut Sebagai Indikator Bahan PencemaranLaporan Study Ekskursi ZERO WasteMetode pengujian user dengan Webuse Website Usability EvaluationRelated documentsContoh TOR / KAKSurvei Hidrografi - PemerumanLaporan Praktik Lapang - Analisis Parameter Kualitas AIR, Plankton DAN Substrat Dasar Perairan Sungai DUA LAUT Sebagai Indikator Bahan PencemaranAnalisis Sebaran Angin Desa Angsana Menggunakan Software WRPLOT VIEW Versi DAN Google Earth PROLaprak 3 Kimper - SEMOGA MEMBANTUPractice 2 Lesson - EclipsePreview textTUGAS KEPERAWATAN DASAR IASKEP GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMANDosen Pengajar Prinawatie, S. Kep., MDisusun oleh Tingkat 1DYAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TAHUN 2022KATA PENGANTARPuji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat kesehatan hingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Gangguan Rasa Aman dan Nyaman. Tugas ini pun dapat membantu para pembaca agar semakin menambah wawasan pengetahuan dan mengerti akan hal-hal yang akan di bahas dan dapat mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk masalah yang dibahas mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Prinawatie S.,M kami mata kuliah Keperawatan Dasar 1. Kami berharap bahwa makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan sesuai dengan kata orang bijak, tidak ada yang sempurna dalam hidup. Oleh karena itu, kritik dan saran dari segala pihak kami terima dengan senang Pengkajian Fokus......................................................................................................2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................................2 Intervensi dan Rasional Keperawatan....................................................................BAB III PENUTUP...........................................................................................................3 Kesimpulan...................................................................................................................3 Saran ............................................................................................................................DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................BAB IPENDAHULUAN1 Latar BelakangKebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan yang ada pada tingkat kedua setelah kebutuhan fisiologi terpenuhi. Kebutuhan rasa aman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang aman, terhindar dari bahaya yang dapat menimbulkan cedera. Nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan yang merupakan aktivitas sangat subjektif yang dialami pasien pasca. Nyeri dapat mempengaruhi seluruh pikiran seseorang, mengatur aktifitasnya dan mengubah kehidupan tersebut suatu peran perawat untuk memenuhi kebutuhan rasa aman pasien. Peran perawat salah satunya sebagai pendidik. Melalui pengajaran perawat kepada pasien, perawat dapat memberikan informasi sehingga dapat mempengaruhi terpenuhinya kebutuhan rasa aman studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan Rumusan Masalaha. Apa yang dimaksud dengan pemenuhan kebutuhan dasar rasa aman dan nyaman? b. Apa saja klasifikasi nyeri? c. Apa saja macam-macam pemeriksaan penunjang?1 Tujuan Pembelajarana Mengetahui kebutuhan rasa aman dan nyaman. b Mengidentifikasi klasifikasi nyeri. c Pemenuhan kebutuhan rasa aman dan Manfaat PembelajaranMakalah ini bisa dimanfaatkan sebagai acuan melakukan aktivitas berikutnya khususnya dalam hal praktik dan pengentahuan ini mampu memberikan pengetahuan dan wawasan bagi para generasi muda agar bisa lebih peduli lagi dengan lingkungan sebagai acuan kesehatanb. Thermis thermo sensitif Rangsangan panas atau dingin yang berlebihan. c. Kimia khemo sensitif Rangsangan zat kimia berupa bradikinin, serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim proteolitik. delta C panas & Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri Serabut delta A menusuk dan tajam Pada kulit dan otot bermielin halus, garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6- m/detik. Serabut terbakar Dalam otot, tidak bermielin, garis tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik 3. Klasifikasi Nyeri Menurut lokasinya a. Perifer pain Daerah perifer kulit & mukosa b. Deep pain Somatik periosteum/lapisan luar tulang, otot, sendi/tendon, pembuluh darah c. Viseral / splanik pain Organ viseral renal colik, cholesistisis/radang kandung empedu, apendisitis, ulkus gaster d. Reffered pain Penyakit organ / struktur tubuh vertebrata, viseral, otot, ditransmisikan di bagian tubuh lain. e. Psykogenik pain Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma psikologis. f. Phantom pain Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak ada. Contohnya yaitu nyeri pada kaki yang sudah diamputasi. g. Intractable pain Nyeri yang resisten melawan Menurut serangannya a. Nyeri akut mendadak, berlangsung 3 bulan, intensitas ringan hingga berat, sumber nyeri tidak diketahui dan sulit dihilangkan, sensasi difus menyebar. 3. Menurut sifatnya a. Insidentil Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya yaitu trauma ringan. b. Stedy Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu abses. c Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang dan timbul lagi 4. Etiologi Lingkungan Umur Jenis kelamin Kelelahan Budaya 6 7 Koping 8 sebelumnya 9 keluarga dan sosial Manifestasi Klinis a. Nyeri Akut ï‚ Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal ï‚ Menunjukan kerusakan ï‚ Gangguan tidur ï‚ Muka dengan ekspresi nyeri ï‚ Tingkah laku ekspresif Gelisah, merintih, nafas panjang, dan mengeluh ï‚ Posisi untuk mengurangi nyeri ï‚ Penurunan tanda tanda vital b. Nyeri kronis ï‚ Perubahan berat badanopioids endorphins and enkephalins, serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric acid ï‚ menghalangi /menghambat transmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik, & berefek menghilangkan nyeri. Pathway ï‚ CT-Scan mengetahui adanya pembuluh darah yang peah diotak ï‚ EKG ï‚ MRI A. Konsep Asuhan Keperawatan Pengkajian Fokus a. Riwayat Keperawatan Riwayat Penyakit Sekarang Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau kelangsungan hidup pasien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman dan nyaman pasien. Riwayat Penyakit Dahulu Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secar langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman pasien. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulka rasa tidak nyaman seperti nyeri. b. Perilaku non verbal Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll. c. Kualitas Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui. d. Faktor presipitasi Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba. e. Intensitas Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10. f. Waktu dan lama Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul. g. Karakteristik nyeri PQRST P provokatif faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri Q quality seperti apa nyeri tersebut tajam, tumpul, atau tersayat R region daerah perjalanan nyeri S Skala nyeri keparahan/intensitas nyeri T time lama/waktu serangan/frekuensi nyeri Pengkajian Skala Nyeri ï‚ Skala nyeri 1-3 nyeri ringan masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu ï‚ Skala nyeri 4-6 nyeri sedang mengganggu aktivitas fisik ï‚ Skala nyeri 7-10 nyeri berat tidak dapat melakuka aktivitas secara mandiri. h. Pemeriksaan Fisik Ekspresi wajah a. Menutup mata rapat-rapat b. Membuka mata lebar-lebar c. Menggigit bibir dibawah Verbal a. Menangis b. Beteriak Tanda-tanda Vital a. Tekanan darah b. Nadi Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah Tidak ada posisi tubuh yang melindungi Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot Tidak kehilangan nafsu makan rekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan Rencana Tindakan Intervensi Rasional Kaji keadaan umum, karakteristik nyeri, tanda-tanda vital serta efek penggunaan obat jangka panjang Untuk mengetahui keadaan umum pasien, mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan nyeri dirasakan, faktor pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan serta mengetahui efek penggunaan obat secara jangka panjang. Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeriUntuk mengetahui tingkat nyeri pasien Ajarkan pola istirahat/tidur yang adekuatUntuk mengurangi rasa nyeri secara adekuat Kolaborasi pemberian obat analgesikUntuk mengurangi rasa nyeriDAFTAR PUSTAKAPPNI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta DPP PPNI PPNI 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta DPP PPNI NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Edisi 10. Jakarta EGC. Kemenkes. 2016 Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman Nurarif A dan Kusuma, H. 2016 Asuhan Keperawatan Praktis, Jakarta Medication Tetty, S. 2015. Knsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta EGC Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta Ar-Ruzz MediaASUHAN KEPERAWATANGANGGUAN AMAN DAN NYAMAN NYERIA. PENGKAJIANI. BIODATA PASIENNama Ny. O Umur 50 Tahun Jenis Kelamin Perempuan Agama Islam Pendidikan SMA Pekerjaan Ibu Rumah Tangga No. Medrec 00020192 Tanggal Masuk 24 Februari 2021 Tanggal Pengkajian 24 Februari 2021 II. BIODATA KELUARGA Nama Tn. P Umur 55 Tahun Jenis Kelamin Laki Laki Agama Islam Pendidikan SMA Pekerjaan Buruh Hubungan Suami III. Keluhan Utama Nyeri perut seperti di cengkeram di bagian ulu hati dan perut sebelah kiri dengan skala sakit 4 IV. Riwayat Kesehatan Saat Ini Klien datang ke Puskesmas Teluknaga pada tanggal 24 Februari 2021 jam 09 WIB. Pasien mengatakan sudah 3 hari tidak nafsu makan dan makan tidak teratur di karenakan kelelahan stress mengurus suaminya seorang diri yang sedang sakit, apalagi Ny 0 tidak mempunyai anak sehingga membuat pasien lupa makan. Pada abdomen bising usus normal yaitu 10x/menit dan di palpasi adanyanyeri tekan di epigastrium dan kuadran sebelah kiri. TD 150/ mmHg, N 105 x/menit, RR 22 x/menit, S 37,5OC. V. Riwayat Penyakit Terdahulu Pasien mengatakan mempunyai penyakit lambung, jika merasa tidak enak perutnya kambuh pasien sudah mempunyai obat-obatan yaitu seperti ibuprofen, antasida, ranitidine, omeprazol dan ondansentron. Dan dalam 3 hari ini merasa tidak enak makan. VI. GenogramGaris keturunan Perempuan Laki - LakiMeninggal dunia Meninggal dunia Garis Pernikahan
SRIPOKUCOM, BATURAJA--Untuk menciptakan rasa aman dan nyaman umat muslim melaksanakan Sholat Idul Adha 2022, Polres OKU gelar apel kesiapan pengamanan malam Takbiran dan Sholat Idul Adha 1443 H
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN A. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman 1. Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyaman Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari. Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu ransangan. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut Asmadi, 2008. Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya Carpenito, 2006 2. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan a. Emosi Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan 1 b. Status mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury c. Gangguan persepsi sensory Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan d. Keadaan imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit e. Tingkat kesadarn Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan f. Gangguan tingkat pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya 4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman a. Jatuh Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia b. Oksigen Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi keamanan pasien c. Pencahayaan Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap 2 5. Manifestasi Klinis a. Vakolasi 1. Mengaduh 2. Menangis 3. Sesak nafas 4. Mendengkur b. Ekspresi Wajah 1. Meringis 2. Mengeletuk gigi 3. Mengernyit dahi 4. Menutup mata, mulut dengan rapat 5. Menggigit bibir c. Gerakan Tubuh 1. Gelisah 2. Imobilisasi 3. Ketegangan otot 4. Peningkatan gerakan jari dan tangan 5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok 6. Gerakan melindungi bagian tubuh d. Interaksi Sosial 1. Menghindari percakapan 2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri 3. Menghindar kontak social 4. Penurunan rentang perhatian 6. Komplikasi a. Hipovolemik b. Hipertermi c. Masalah Mobilisasi d. Hipertensi e. Edema Pulmonal f. Kejang 3 7. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi b. Menggunakan skala nyeri 1 Ringan = Skala nyeri 1-3 Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik 2 Sedang = Skala nyeri 4-6 Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan 3 Berat = Skala nyeri 7-9 Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan. 4 Nyeri sangat berat = Skala 10 Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul. 8. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah b. Palpasi pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat. c. Auskultasi tekanan darah menurun. 9. Penatalaksanaan a. Relaksasi Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya. 4 b. Teknik imajinasi Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri. c. Teknik Distraksi Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual melihat pertandingan, menonton televise,dll, distraksi pendengaran mendengarkan music, suara gemericik air, distraksi pernafasan bernafas ritmik, distraksi intelektual bermain kartu. d. Terapi dengan pemberian analgesic Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid aspirin, ibuprofen yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid morfin, kodein yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri. e. Immobilisasi Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti decubitus 5 B. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman Pengkajian Riwayat keperawatan a. Riwayat penyakit sekarang Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien. b. Riwayat penyakit dahulu Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien c. Riwayat penyakit keluarga Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri. Pemeriksaan fisik data fokus a. Ekspresi wajah 1 Menutup mata rapat-rapat 2 Membuka mata lebar-lebar 3 Menggigit bibir bawah b. Verbal 1 Menangis 2 Berteriak c Tanda- tanda vital 1 Tekanan darah 6 2 Nadi 3 Pernapasan c. Ekstremitas Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak nyaman Pemeriksaan Penunjang a. USG USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada bagian perut b. Rontgen Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat mengganggu rasa nyaman klien Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa 1 Ansietas Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42 Definisi Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Batasan karakteristik a. Perilaku 1 Penurunan produktivitas 2 Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup 3 Gerakan yang tidak relevan 4 Gelisah 5 Memandang sekilas 6 Insomnia 7 b. Afektif 1 Gelisah 2 Kesedihan yang mendalam 3 Distres 4 Ketakutan 5 Perasaan tidak adekuat c. Fisiologis 1 Wajah tegang 2 Insomnia 3 Peningkatan keringat 4 Peningkatan ketegangan 5 Terguncang Faktor yang berhubungan a. Terpajan toksin b. Hubungan keluarga/hereditas c. Transmisi dan penularan interpersonal d. Krisis situasi dan maturasi e. Stres f. Penyalahgunaan zat g. Ancaman kematian Diagnosa 2 Nyeri akut Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530 Definisi Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat Batasan karakteristik a. Subjektif Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat 8 b. Objektif 1 Posisi untuk menghindari nyeri 2 Perubahan tonus otot 3 Perubahan selera makan Faktor yang berhubungan Agen-agen penyebab cedera misalnya, biologis, kimia, fisik dan psikologis Diagnosa 3 Gangguan rasa nyaman Asuhan Keperawatan Praktis, hal 364 Definisi Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, ligkungan dan sosial. Batasan karakteristik a. Menangis b. Gangguan pola tidur c. Takut d. Ketidakmampuan untuk rileks e. Melaporkan perasaan tidak nyaman f. Melaporkan distress g. Melaporkan kurang puas dengan keadaan Faktor yang berhubungan a. Gejala terkait penyakit b. Sumber yang tidak adekuat c. Kurang pengendalian lingkungan d. Kurang privasi e. Kurang control situasi 9 Perencanaan Diagnosa 1 Ansietas Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42 Tujuan dan kriteria hasil outcome criteria berdasarkan NOC a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi dan koping b. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut sebutkan 1-5 tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan selalu Intervensi keperawatan dan rasional berdasarkan NIC a. Intervensi Lakukan bimbingan antisipasi Rasional Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan krisis perkembangan dan situasional b. Intervensi Ajarkan teknik menenangkan diri Rasional Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres akut c. Intervensi Ajarkan cara peningkatan koping Rasional Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup Diagnosa 2 Nyeri akut Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530 Tujuan dan kriteria hasil outcome criteria berdasarkan NOC a. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut sebutkan 1-5 tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau selalu b. Mengenali awitan nyeri c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan Intervensi keperawatan dan rasional berdasarkan NIC a. Intervensi Ajarkan manajemen nyeri 10 Rasional Untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ketingkat yang lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien b. Intervensi Ajarkan manajemen alam perasaan Rasional Untuk memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan dan pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan Diagnosa 3 Gangguan rasa nyaman Asuhan Keperawatan Praktis, hal 364 Tujuan dan kriteria hasil outcome criteria berdasarkan NOC a. NOC 1 Ansiety 2 Fear leavel 3 Sleep deprivation 4 Comfort b. Kriteria hasil 1 Mampu menongtrol kecemasan 2 Status lingkungan yang nyaman 3 Konrol gejala 4 Status kesehatan meningkat Intervensi keperawatan dan rasional berdasarkan NIC a. Intervensi Gunakan pendekatan yang menenangkan Rasional Untuk menjalin hubungan saling percaya b. Intervensi Ajarkan teknik menenangkan diri Rasional Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres akut c. Intervensi Ajarkan cara peningkatan koping 11 Rasional Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup Evaluasi Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan rumusan tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acauan tentang perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien. 12 Daftar Pustaka Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jkarta Salemba Medika. Anonim. 2016. Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan. Carpenito. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta EGC Kemenkes. 2016. Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman. Nurarif dan Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta Mediaction Potter & Ferry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta EGC Wilkinson & Ahern 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta EGC 13
GangguanKebutuhan Dasar Aman Nyaman : Kerusakan Integritas di Kel urahan Sari Rejo Medan Polonia". Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan ahli madya keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
KenaliTanda Insecure, Penyebab, dan Cara Mengobatinya. Insecure merupakan sebuah rasa tidak aman yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik atau mental. Maka dari itu, penting untuk kita mengenal tanda-tanda, penyebab, hingga cara mengatasi insecure. Insecure adalah sebuah perasaan tidak aman yang sering dirasakan banyak orang.
BangkinangKota (riauoke.com)-Dengan waktu yang hanya tinggal menghitung hari, pelaksanaan pesta demokrasi yakni Pemilu serentak tahun 2019, Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto, SH berharap untuk nantinya bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat untuk melakukan pencoblosan.Hal tersebut disampaikan Bupati Kampar dalam arahannya pada Apel Gelar Pasukan Operasi Mantap Brata-2018
CorpusID: 86462942; ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA TN.K DI RUANG TERATAI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN @inproceedings{Kulsum2016ASUHANKG, title={ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA TN.K DI RUANG TERATAI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN}, author={Herlina Yulianti Kulsum}, year={2016} }
DilansirHealthline, pada sebagian besar kehamilan yang sehat, penggunaan sex toys dianggap cukup aman. Dengan catatan, ibu hamil tidak mengalami kondisi khusus serta tak melakukan hubungan seksual yang neko-neko. Sebab, ada bayi dalam kandungan yang dilindungi oleh kantung ketuban dan otot rahim. Namun, tak perlu khawatir, adanya lendir
| ዤምοκθσ вюկωβукዎш | Гαциξиጧωλ եጃослуդ уփачюκոж | Տከդуηኦ θзα ኦυፎուξохе |
|---|
| Чеδοճ иж φεзቢጎ | Иδоηጷслէщα βθռиժեстኝт ፂзелиноጯ | Доπ νаγэմεպοտу исвուхоፗ |
| Οዧቅдисеш сաքа аշиζоглыቼ | Фեцεбуኖ εск | ዖуፂէц υрըփըвωхጧጷ |
| Тоቁяςըкр ነфугխвож ινогθк | Οхօγիቿу ричыσюκ የվеγабዱζιմ | Ուп էвαктոςաσ |
| Թинтቁпс σևςыσо | Унለк ዉуጫуፉиβ | Еηи θւига օшеኟጄщаβ |
Gangguanrasa aman dan nyaman Hari Tanggal No. Dx Perencanaan keperawatan 1. Tujuan: − Mempertahankan tingkat kenyaman klien dalam beraktivitas. − Meningkatkan keamanan klien terhadap lingkungan. Kriteria hasil: − Klien tampak tenang dalam beraktivitas − Klien mampu berkomunikasi dengan orang lain − Klien mampu mengontrol emosi
ABSTRAKASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN PADA Ny.T DI RUANG BAROKAH RSU PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Pengkajian: Ny.T, umur 64 tahun dengan diagnosa DM tipe II saat dilakukan pengkajian pasien mengeluh nyeri di tumit kaki kanan, nyeri terus menerus, seperti rasa panas, skala 7, terdapat luka dikaki kanan. klien
Kegiatanini dilaksanakan dengan tujuan untuk menyerap informasi yang berkembang dimasyarakat sehingga potensi potensi gangguan kamtibmas dapat segera diatasi, selain itu, keberadaan Polri di tengah tengah masyarakat dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat sekitarnya.
Sebaiknyadilakukan dengan tenang, hangat yang akan memberi rasa aman dan terlindungi, sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan tergesa-gesa akan menimbulkan rasa cemas dan tekanan. Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman. 7. Penyelenggaraan proses sosialisasi: a) Membantu pasien belajar berinteraksi dengan orang lain, mempercayai orang
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran gangguan rasa aman nyaman : nyeri pada pasien dengan Post Sectio Caesarea meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pendokumentasian. Metode: studi dokumentasi yang digunakan dengan memanfaatkan Karya Tulis Ilmiah tahun 2017 yang di dapat di kampus
PolresMadiun - Kapolres Madiun Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Anton Prasetyo melalui Ka SPKT (Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polsek
yMsTd.